Sunday, July 01, 2007

Service to public

Setelah membaca bebberapa blog, ada satu tulisan menarik tentang mesjid yang dianggap sebagai kerajaan atau Miftahul Ikhsan (aku gak tahu gimana cara ngelink blog, maklum sekali lagi; gatek). Kalo dari yang saya tangkap, bahwa banyak kejadian orang-2 kaya membangun mesjid hanya sebagai simbol penonjolan diri sebagai umat Islam. Bahwa mesjid-2 itu hanya boleh digunakan oleh orang-2 Islam yang berpakaian necis, berbau wangi parfum, berdandan menor dan rapi. Tapi sama sekali terlarang bagi umat Islam yang hanya punya sandal jepit dan berpakaian lusuh. Jangankan untuk menumpang istirahat, untuk sekedar sholat saja sudah dipelototi penuh dengan dengan curiga dan prasangka.
Kalo begitu, apa sebenernya tujuan kaum kaya ini membangun rumah ibadah, rumah Allah? Kalo cuman buat dipajangin ato pamer doang mah mending beli mobil mewah. Pemakainya pasti terbatas dan orang-2 tertentu aja.
Dalam opini saya adalah rumah ibadah atau rumah Allah adalah tempat dimana semua umat bisa melakukan kewajiabannya sebagai umat muslim kepada Tuhannya. Tanpa ada perkecualian. Karena sebagai umat Islam, saya percaya bahwa Allah tidak pernah membeda-2kan umatNya, bahwa Allah tidak akan mengkotak-kotakkan umatNya . Yang membedakan hanyalah amalan dan perbuatan yang dilakukan manusia di dunia. Itupun yang berhak sebagai pengambil keputusan apakah manusia berdosa atau tidaknya, juga Allah Yang Maha Esa.
Kalo Allah aja tidak pernah membeda-2kan manusia, kenapa musti manusia yang membedakan bangsanya sendiri?
Selama hidup, banyak hal yang saya pelajari, dan saya coba teladani dan pahami. Karena saya juga masih dalam taraf terus belajar lebih memahami orang lain. Bahwa dalam memberikan service kepada sesama manusia, di Indonesia terutama, sangat sedikit orang yang tidak bersikap membedakan. Baik itu di rumah sakit, di tempat-2 ibadah dan di kantor pelayanan masyarakat lainnya.
Kalo masuk rumah sakit walo setengah modar, jangan harap bakal dilayani kalo gak ada uang. Kalo bikin SIM, mau cepet musti bayar lebih dari harga normal. Semuanya dilandasi dengan uang dan uang. Boro-2 mikirin kemanusiaan, yang penting ada uang kas masuk dulu. Entah masuk kantong pribadi ato buat jajan petugasnya rame-2.
Makanya jangan heran kalo rakyat jelata selalu jauh ketinggalan dalam bidang apapun. Kesehatan, pendidikan dan pelayanan masyarakat lainnya. Memang masing-2 orang ada rejeki dan jalan hidupnya masing-2, tapi khan bukan berarti bahwa kita berhak membeda-2kan manusia?
Ngenesnya Indonesiaku.