Saturday, August 18, 2007

17-an di England


Tanggal 17 Agustus kemaren, saya dan suami pagi2 bangun jam 5 (sampai sengaja melewatkan sarapan pagi dan minum teh) dan berangkat dengan kereta cepat jam 6 dengan tujuan Wisma Nusantara (beralamat di Bishop Avenue, Bishop Grove N2 0BP, London). Hari itu saya dan suami selain tujuan utama, jujur saja, kembali untuk bisa mencicipi semua jenis makanan Indonesia yang menggugah selera, juga untuk merayakan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bersama seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di Inggris.
Rute yang di tempuh dengan kereta api dari Benfleet station-Frenchurch station. Dan by underground train, through Frenchurch station-Tower Hill-King's Cross/St. Pancras station-East Finchley station.
Kami memutuskan naik kereta api karena dengan pertimbangan bahwa kemaren bukan hari libur bagi negara Inggris itu sendiri, dan betapa mahalnya kalo kami harus bayar parkir.
Dengan bismillah dan tanya bagaimana untuk bisa sampai dengan selamat ke tujuan dengan petugas loket kereta api beberapa kali untuk memastikan nomer platformnya, kami pun berangkat pagi itu dengan sedikit semangat bahwa saya terutama, akan bertemu dengan banyak orang Indonesia dan lebih mengenal lebih dekat tentang mereka.

Sesampai di East Finchley station, suami menganjurkan agar mampir ke cafe untuk sekedar menikmati secangkir besar teh susu hangat di pagi hari. Dan kami teruskan perjalanan dengan berjalan kaki yang normalnya hanya 10 menit kalo suami sendiri yang menempuh perjalanan itu, dan karena berjalan dengan ibu hamil seperti saya, jarak tempuhnya menjadi 20 menit.

Kami juga baru tahu bahwa lokasi Wisma Nusantara ini (semacam guest house untuk para tamu kedutaan) terletak di area termahal di London. Dengan lokasi sedikit menjorok kedalam dari jalan raya, membuat kami yang belum pernah kesana agak kesulitan menemukan bangunan tersebut.

Saat kami tiba, kami berkenalan dengan Bapak M.R. Sihbudi (Education Attache, Atase Bidang Pendidikan), yang akhirnya membuat kami juga berkenalan dengan Ibu Asmana (staff bendahara kedutaan) dan Bapak Idris yang dengan senang hati menawarkan kami untuk singgah ke rumah beliau saat kami ke London lagi suatu saat nanti, Ibu Imelda, Ibu Betsy yang juga sama2 menawarkan kami untuk singgah ke Kent daerah mereka tinggal kapanpun kami mau, mantan Duta Besar Libya untuk Negara Inggris dan 2 orang putrinya serta para atase Kedutaan Besar Republik Indonesia lainnya, bahkan Bapak pemimpin barisan. Upacara bendera ini dipimpin oleh Duta Besar Indonesia
Bapak DR. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, B.SC, M.PHIL.
Saat upacara berlangsung, ingatan saya kembali ke jaman waktu masih sekolah dulu. Saat kami selalu dan wajib mengikuti upacara bendera setiap hari Senin dan pada setiap hari peringatan nasional lainnya seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional dan lain sebagainya. Dulu, upacara bendera semacam itu kadang menjadi beban buat saya saat itu, karena harus berdiri berjam2. Entah saat itu sebagai petugas pembaca Naskah Pembukaan UUD '45, petugas pembaca Doa, petugas pemimpin lagu kebangsaan ataupun sebagai peserta upacara.

Tapi kali ini suasananya begitu terasa berbeda. Apalagi saat lagu Kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan, dan juga lagu2 nasional semacam Tanah Airku (kalo tidak salah), gak kerasa kalo itu bisa membuat saya menangis.
Terus terang dengan datang ke acara seperti ini membuat saya jauh mencintai Indonesia lebih dalam lagi. Bahwa pada acara santap bersama, saya tetep mencari tumis kangkung dan tahu bacem, betapa saya menghabiskan 1 porsi asinan Bogor, sate ayam ayam yang begitu saya dan suami gandrungi, betapa saya ngiler melihat kering tempe tergeletak di meja begitu manisnya, kerupuk udang, rendang daging sapi dan kamipun berdua berkali-2 menikmati beberapa gelas es campur.

Saat kami kembali ke rumah pada jam 10 malam, hati dan kepala kami dipenuhi rasa suka cita dan syukur bahwa kami bisa datang ke acara Hari Kemerdekaan Indonesia ini.

Mengenang Indonesia dengan begitu kompleksnya masalah yang terjadi didalamnya, bahwa saya tetap merasa Indonesia adalah "Tanah Airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidakkan hilang dari kalbu..."


3 comments:

Anonymous said...

hmmm, jadi pengen ke england bu... ^_^

salam kenal ya, seneng melihat perkawinan yang seawet ini ^_^

u really show what love has done to u both...

Chandra Wright said...

Halo salam kenal juga..
Pernikahan kami belum juga setahun, tapi Insya Allah pernikahan kami berakhir hanya pada saat maut memisahkan.
Saya hanya merasa betapa Allah memberi berkah begitu luar biasa kepada kami.
Mudahan gak pernah bosen kasih komen ya! Soalnya saya lagi belajar "menulis" yang baik :D

Anonymous said...

kami 17 an kemarin juga merayakannya di KonJen Hamburg bersama ratusan warga Indonesia di sana ... mengharukan!